Tokoh Pemuda Kota Batu Pegiat Musik Punk Oki Honestyan Adi, Sikapi Soal Penebangan Pohon di Panderman Gravity Park ~ Pojok Kiri Malang Probolinggo
RUNNING STORY :
Loading...

Tokoh Pemuda Kota Batu Pegiat Musik Punk Oki Honestyan Adi, Sikapi Soal Penebangan Pohon di Panderman Gravity Park

-

Baca Juga

Tokoh Pemuda Kota Batu Pegiat Musik Punk Oki Honestyan Adi, Sikapi Soal Penebangan Pohon di Panderman Gravity Park



BATU,pojokkirimapro.com.Masih berkaitan dengan kejadian penebangan pohon di tempat destinasi wisata downhill Panderman Gravity Park, yang berlokasi di Dusun Tuyomerto, Seruk, Desa Pesanggrahan, Kecamatan Batu, Kota Batu mendapat sorotan keras dan tajam dari tokoh pemuda Kota Batu Oki Honestyan Adi.


Pegiat musik underground Punk, yang juga peduli dengan ekosistem lingkungan ini amat sangat menyayangkan, soal adanya kejadian penebangan pohon yang dimaksud tersebut.


Pasalnya, dirinya kerap acapkali melakukan kegiatan bhakti sosial dengan cara menanam pohon hampir seantero hutan di wilayah Kota Batu, sembari menggelar kegiatan acara musik underground Punk.


"Terus terang, dengan adanya penebangan pohon di Panderman Gravity Park saya sangat menyayangkan sekali, karena tidak satu atau lima tahun waktu yang dibutuhkan untuk tumbuhnya pohon sampai dengan berukuran besar, melainkan berpuluh-puluh tahun lamanya. Selain itu, juga perlu dipikirkan area itu masuk didalam area penyangga yang sangat-sangat berperan penting tahanannya untuk meresapnya air dan penyangga longsor atau air hujan berlebih, disaat penghujan tiba," kata Boner sapaan akrabnya kepada awak media, pada Jumat (3/11/2023).


Dirinya mengaku, bukan hanya pada saat ini saja terlibat dalam penanaman pohon, bahkan beberapa tahun lalu iapun juga kerap menanam bibit pohon yang hampir di seluruh wilayah yang ada di Kota Batu.


"Tahun 1997 yang lalu, kami melalui BATU UNDERGROUND SOCIETY pernah melakukan kegiatan acara penghijauan dengan cara menanam bibit pohon di area tersebut (lereng gunung Panderman-red), jauh sebelum adanya Panderman Gravity Park, itu dengan tujuan suatu saat nanti bisa berguna sebagai resapan air dan penahan longsor disaat musim penghujan datang, dan curah hujannya tinggi. Sedih rasanya saat melihat hal seperti ini terjadi penebangan pohon, harusnya kita sebagai warga masyarakat Kota Batu siapaun itu, apapun jabatannya bersama-sama nyengkuyung sisa hutan yang ada untuk tetap menjaga, melestarikan, merawat agar hutan juga tetap menjaga dan melindungi kita disaat sesuatu yang tidak diinginkan datang, seperti bencana alam tanah longsor dan banjir," ungkapnya.


Karena itu sudah terjadi (penebangan pohon-red), lanjut Oki, maka kita semua sebagai warga masyarakat Kota Batu yang punya kepedulian terhadap lingkungan khususnya hutan, harus cepat bertindak bersama dengan melakukan penanaman pohon secara besar-besaran secepatnya.


"Jika berpotensi terjadi bencana alam tanah longsor ataupun banjir, kita hanya bisa berharap dan berdoa semoga saja tidak sampai terjadi, tapi kalau kita sebagai warga masyarakat disana yang mendiami tidak berupaya atau tidak menjaga, memperhatikan maka selesailah sudah, karena hal itu sama dengan kita yang membukakan pintu untuk longsor dan banjir bandang datang menghampiri," papar dia.


Dirinya menambahkan, bahwa tidak ada dasar hukum, baik pasal maupun juga dengan undang-undangnya yang melegalkan penebangan pohon dengan suatu alasan apapun.


"Jadi apapun alasannya, yang benar apabila letak pohon tersebut salah untuk alur jalur yang akan dibuat atau dibangun tempat destinasi wisata atau dirasa menghalangi, maka justru kitalah yang harusnya menyesuaikan membuat rute di area itu, tujuannya untuk menyesuaikan dengan letak pohon yang sudah ada lebih dahulu sebelum munculnya Panderman Gravity Park. Maka secara otomatis, nantinya keberadaan tempat destinasi wisata itu tidak merubah atau mengkorbankan dengan menebang pohon yang sudah tumbuh duluan, karena element itu adalah vital fungsinya untuk mencegah terjadinya bencana alam," urai dia.


Masih berkaitan dengan hal tersebut, menurutnya untuk hutan lindung, area konservasi yang beralih fungsi menjadi tempat destinasi wisata memang tengah marak sekali di Kota Batu.


"Ya, bisa kita lihat bersama itu hanya demi membangun tempat wisata ada saja oknum yang nekat berani menebang pohon, walaupun mengklaim akan melakukan penanaman pohon kembali. Pertanyaannya, apakah pohon yang ditanam ukurannya sama besar dengan yang sudah ditebang? Apakah bibit pohon yang ditanam sanggup untuk mencegah agar tidak terjadi bencana alam? Saya rasa tidak sebanding," sesal Oki.


Pria asli kelahiran Kota Batu ini menguraikan, jika saat ini sudah banyak orang yang jenuh dengan rutinitas dan ingin berganti suasana menghilangkan beban, semua baik-baik saja tapi akan lebih baik kalau pihak pengelolanya ikut turun ke lapangan dengan memperhatikan kebersihan lingkungannya, pelestarian sumberdayanya, perbaikan elementnya dengan tidak mengorbankan pohon yang telah tumbuh puluhan tahun lamanya.


"Itu agar kita tidak terkesan menjual alam saja, tapi kita turut serta menjaga dan ikut merawatnya dengan tetap tidak menebang pohon dengan alasan apapun. Kalau kita membuat destinasi wisata dan merubah yang sudah ada atau bahkan merusaknya, saya semua warga masyarakat Kota Batu sangat tidak setuju, bukan hanya warga masyarakat disana, karena kerusakan pada alam tidak cukup satu atau 10 tahun kita memperbaikinya, bahkan beberapa tidak pernah bisa menjadikannya normal kembali, dampaknya pasti terjadi bencana alam," urainya.


Meski demikian, diakuinya lagi, bahwa untuk saat ini belum ada kejadian yang telak menimpa tempat wisata alam yang mencoba untuk mengalahkan alam dan merubah isi yang ada.


"Kalau tidak percaya, monggo bisa dicoba bisa gak kira-kira kekuatan beton menggantikan kekuatan pohon dan akarnya menahan air dan longsornya tanah? karena pohon dan akarnya yang menancap pada tanah itu fungsi dan manfaatnya sangat vital sekali. Seharusnya, Pemerintah Desa Pesanggrahan dan Pemerintah Kota Batu berkaca, dan dijadikan pelajaran. Karena apa yang diberikan alam kepada manusia, dimana manusia disadarkan kekuatan pengganti atau penahan buatan tidak akan pernah bisa menggantikan kekuatan element yang asli, artinya yang ada di alam dan element-element itulah yang harus tetap kita jaga dan rawat, agar kelak bisa berfungsi dan bermanfaat dengan baik untuk anak dan cucu kita," tukasnya.


Walaupun, masih kata Oki, jika ada aturan atau ada undang-undang yang memang memperbolehkan, tapi tetap saja salah, tetap saja sembrono karena kurang pertimbangan, dengan tidak memikirkan dampak sebab dan akibat yang bisa ditimbulkan nantinya.


"Jadi, buat apa menanam bibit pohon, setelah itu dijaga, disiram, dirawat agar tetap hidup dan tumbuh kalau pada akhirnya harus dikorbankan dengan ditebang untuk sebuah kepentingan destinasi wisata. Ibarat kita ini memelihara domba mulai dari kecil kita besarkan, kita gemukkan, eh saat sudah gemuk dan besar sehat kita tendang ke dalam jurang, gara-gara kita bimbang mau diberi bibit sapi. Pesan saya sebagai wong Mbatu asli: JANGAN TINGGALKAN LUKA PADA ALAM, MEREKA SUDAH SANGAT LELAH MENJAGAMU, MELINDUNGIMU, DAN BERIKAN YANG TERBAIK UNTUK HIDUPMU.(*).


Mungkin Juga Menarik × +
PERISTIWA
HUKUM
WISATA

 
PT POJOK KIRI MEDIA © 2007 - 2018 Pojokkiri.co All right reserved Alamat Redaksi : Jl Gayungsari Timur No.35 Surabaya,Jawa Timur
Atas
Night Mode